LPM GAZEBO,Sangatta, Kutai Timur – Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sangatta kembali menggelar Studium Generale, kali ini dengan tema yang sangat relevan, "Multikulturalisme sebagai pondasi pengembangan lembaga pendidikan dan membangun peradaban". Acara yang berlangsung di Gedung PKK, Perkantoran Bukit Pelangi pada Senin (19/8/2024) ini dihadiri ratusan mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan.
Ketiga narasumber yang berasal dari Universitas Islam Malang (UNISMA), yakni Prof. H. M. Mas’ud Said, MM. Ph.D, Prof.Dr.H.Maskuri,M.Si, dan Prof. Dr. H. Djunaidi Ghoni,MA, memberikan pemahaman mendalam tentang pentingnya multikulturalisme dalam membangun lembaga pendidikan dan peradaban.
Prof. Djunaidi, atau akrab disapa Pak Idi, menekankan bahwa multikulturalisme bukan sekadar slogan, melainkan upaya nyata untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan dinamis. "Multikulturalisme adalah tentang menghargai perbedaan, baik agama, budaya, maupun sosial. Ini adalah kunci untuk membangun Indonesia yang kuat," tegasnya.
"Membangun kesetaraan ,tidak boleh yang kaya menindas yg miskin ,atau yg miskin merasa hina dihadapan yg kaya ".imbuhnya
Lebih lanjut, para narasumber juga mengajak mahasiswa untuk aktif belajar, membaca, menulis, dan meneliti. "Di dunia, banyak negara maju yang berhasil karena mereka menganut prinsip multikulturalisme. Indonesia pun demikian,semakin kuat multikulturalisme semakin kuat Indonesia," ujar Prof. Mas'ud Said.
Antusiasme peserta sangat terlihat selama acara berlangsung. Mereka aktif mengajukan pertanyaan dan berdiskusi dengan para narasumber. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya topik multikulturalisme bagi generasi muda saat ini.
Kerjasama antara STAI Sangatta dan UNISMA diharapkan dapat terus berlanjut. Studium Generale ini menjadi bukti nyata komitmen kedua institusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan generasi muda yang memiliki jiwa toleransi dan saling menghormati.
Reporter : Anggun
0 Komentar