Dalam orasi mahasiswa menyerukan represif aparat yang dibenturkan dengan masyarakat, aparat membela perusahaan, aparat tidak lagi membela rakyat justru aparatlah yang menembaki rakyat, setelah isu polisi tembak polisi sekarang polisi tembak rakyat terbukti satu orang tewas dan dua lainnya luka-luka ditembaki oleh aparat yang terjadi pada aksi demo di PT Hamparan Masawit Bangun Persada (PT HMBP), Kab. Serayan Kalimantan Tengah, Sabtu (7/10).
Selain isu nasional mahasiswa juga membawa isu lokal yang sekiranya penting untuk disuarakan.
Isu Nasional
1. Tolak pergeseran /perpindahan/relokasi/penggusuran/pengosongan Pulau Rempang dan Galang
2. Mendorong Kapolri untuk mencopot Kapolda Kalteng dan Kapolres Seruyan yang bertanggung jawab atas penembak di Desa Bengkal
Isu Lokal
1. Mendesak ASKB (Ardiansyah Sulaiman - Kasmidi Bulang) segera penuhi 7 komitmennya
2. Segera akui masyarakat hukum adat di Kabupaten Kutai Timur
3. Mendesak Pemerintah Kabupaten Kutai Timur agar menghentikan dan merelokasi TPST
4. Menuntut pemerintah untuk mewujudkan keadilan pendidikan di perguruan Kutai Timur
5. Hentikan seluruh proses revisi RTRW Kutim yang melibatkan publik
6. Pemerintah harus menindak tegas perusahaan pengrusak lingkungan
7. Segera penuhi hak korban banjir Sangatta
8. Hentikan serapan APBD di Pemerintah Kabupaten Kutai Yimur yang terbuang sia-sia bukan untuk kemaslahatan masyarakat
9. Atur ulang tata kelola kebijakan publik yang partisipatif, terbuka dan bertanggung jawab
10. Menuntut Pemerintah Kabupaten Kutai Timur agar segera melakukan reformasi birokrasi untuk efektivitas pelayanan publik
Kondisi Sangatta yang sangat panas, menurut data yang diadakan BPBD dalam Diseminasi Program Penurunan Emisi dan Pengendalian Perubahan Iklim Tingkat Perguruan Tinggi di Kab. Kutai Timur (FCPF- Goes To Campus) ada 78% lahan pertambangan dan perkebunan kelapa sawit yang menguasai lahan dan tanah di Kab. Kutai Timur yang akhirnya menyumbang gas kaca sangat banyak ini lah yg menjadi penyumbang terbesar panas di kota Sangatta.
Dalam aksi kali ini diikuti oleh kurang lebih 126 peng-aksi baik dari mahasiswa maupun Koalisi Masyarakat Sipil Kutai Timur, hingga aparat kepolisian menerjunkan 1 unit bis, personil kepolisian kurang lebih 40, dan 3 mobil patroli
"Kami rasa ini adalah moment yang pas, sama-sama merayakan HUT Kutai Timur sambil menyuarakan suara rakyat." Ujar Gideon, Korlap GMNI.
Dengan moment yang hangat di HUT Kutim Ke-24 Koalisi Masyarakat Sipil yang aksi dalam menegakkan keadilan sempat terjadi perselisihan saat ingin menyuarakan tapi malah dianggap ribut.
Namun aksi ini tidak berjalan sesuai yang diharapkan "sayangnya malah kita dihalangi oleh aparat, kita dianggap mengganggu, padahal kita hanya ingin menyuarakan, apapun gerakannya harus tetap dijalankan, kami ingin mendengar amanat bupati " Kata Zam, Korlap PMII.
Dalam aksi demo kali ini ada 5 orang yang di amankan oleh aparat dengan dalih melakukan kekerasan satu orang dari GMNI, tiga orang dari HMI, dan satu orang merupakan mahasiswa STIE.
"Akan kita kawal terus sampai bebas ,kami juga sudah berkoordinasi dengan LBH, sudah disiapkan surat kuasa agar LBH mengurus prosedur hukumnya, jika tetap ditahan melihat atensi massa hari ini kalau berproses lama maka akan kita tarik massa" Tutur Zam.
Dengan penuh tegangan bahwa aksi ini tidak berjalan sesuai dengan perkiraan, karena ingin melakukan aksi dengan damai malah dihalangi aparat bahkan ada beberapa luka-luka. Lanjutnya, "Dalam menyambut HUT Kutai Timur Selain pesta, penting diadakan yang namanya refleksi, evaluasi jadi hari ini niat kita tetap mengikuti prosedur, tapi kami di halang-halangi oleh aparat, aksi ini akan terus kami jalan kan sampai akhir Oktober serangkaian dengan HUT Kutim hari ini hanya sebagai pembuka."
Selain aksi Mahasiswa juga melakukan aksi-aksi serupa lainnya diantaranya panggung ekspresi,drama musikal ,puisi atau aksi-aksi lainnya.
Reporter : Anggun Citra
Penulis : Anggun Citra
Editor : Muhammad Syukur
0 Komentar