STAISangatta,- Sekolah
Tinggi Agama Islam (STAI)
Sangatta adalah salah satu kampus di Kutai Timur
yang memiliki dua jurusan, yaitu Jurusan Tarbiyah dan Jurusan Syariah dengan
lima Program Studi (Prodi) yaitu Pendidikan Aama Islam (PAI), Manajemen
Pendidikan Islam (MPI), Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Ekonomi Syariah (ES), dan Akhwalus Syakhsyiah (AS).
Saat ini Kampus
STAI Sangatta tengah melaksanakan proses
akreditasi yang telah
diajukan sejak tahun 2019, namun karena adanya kendala Covid-19 maka waktu verifikasi diundur
dan dilaksanakan beberapa bulan terakhir.
Akreditasi ini sangat penting
sekali untuk keberlangsungan lembaga itu sendiri. Salah satunya untuk menjamin
kualitas dan mutu dari lulusan dari perguruan tinggi tersebut. Prodi yang sudah di visitasi yaitu
prodi MPI dan AS yang merupakan prodi baru
di STAI Sangatta, dan untuk prodi PAI diberikan perpanjangan akreditasi karena sebelumnya sudah mendapatkan
akreditasi. Untuk penilaian selanjutnya yaitu untuk prodi PGMI dan ES.
Tentunya ada syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan nilai
akreditasi yang baik, salah satunya dengan memenuhi Sembilan standar dari
kelembagaan. “Syarat untuk
akreditasi kampus yaitu harus memenuhi sembilan standar dari kelembagaan, standar
yang pertama itu pamong, yaitu tentang kelembagaan, standar yang selanjutnya,
yaitu akademi dan kemahasiswaan termasuk siakad, sumber daya manusia, visi misi
dan strategi, sistem administrasi dan manajemennya, termasuk mahasiswanya untuk
membuktikan ia kuliah di STAIS atau tidak” ungkap
Taufik Hidayat selaku ketua rektor STAI
Sangatta.
Untuk prodi yang baru saja
dinilai belum ada hasil yang diterima karena harus melalui beberapa tahap
penilaian dan adapun wawancara kepada beberapa mahasiswa. “Untuk hasilnya belum keluar, tetapi untuk yang
baru itu jelas sudah terakreditasi, artinya dapat menggelar wisuda, karena jika
belum terakreditasi tidak boleh menggelar wisuda, ujian dan lain-lain. Yang sudah keluar skornya yaitu rektorat dan
prodi PAI terakreditasi B. Untuk bukti penilaiannya memalui via zoom dan
mahasiswa yang bersangkutan dipanggil ke kampus untuk melakukan wawancara dan
verifikasi, karena laporannya sudah dikirim ke Jakarta untuk di nilai dan di
cocokkan”, tambahnya.
Menurut Imrona Hayati, Peran mahasiswa sangat diperlukan dalam menaikkan
akreditasi setiap prodi, salah satunya dengan mengisi angket yang disertakan
pada system siakad yang ditampilkan di pada setiap semester. “Kalau yang
mengurus akreditasi memang para dosen dah pihak Lembaga, tapi disamping itu
juga ada peran mahasiswa yaitu dengan mengisi angket yang ada di siakad supaya
kami dari dosen-dosen bisa memperbaiki apa saja yang dianggap kurang dan juga
pada saat penilaian itu ada juga beberapa mahasiswa yang diwawancarai mengenai
system perkuliahan” pungkas Ketua Prodi ES tersebut (Niw).
0 Komentar