STAI Sangatta, - Setiap tahun ajaran baru
seluruh perguruan tinggi pasti mengadakan agenda penerimaan mahasiswa baru yang dilanjutkan dengan kegiatan orientasi
mahasiswa baru yang biasa dikenal dengan istilah OSPEK. Begitupun Sekolah
Tinggi Agama Islam (STAI) Sangatta, kegiatan Program Orientasi Studi dan
Pengenalan Kampus (PROSPEK) XIV tetap dilaksanakan
pada tanggal 10-13 September 2020.
Bedanya, apabila sebelumnya
dilakukan secara langsung, PROSPEK tahun ini dilaksanakan secara online akibat pandemic
Covid-19. Panitia mengusung tema “Meningkatkan
Ghiroh Mahasiswa Yang Berkarakter Agamis dan Nasionalis Pasa Masa Pandemi
Covid-19”. Tema ini ditujukan agar calon mahasiswa tetap menjiwai semangat
keagamaan dan kebangsaan ketika masuk dunia kampus meskipun sedang berada
dimasa pandemi.
“Jadi PROSPEK XIV tahun 2020 STAI
Sangatta ini merujuk atau mengangkat tema yang terkait dengan ghiroh mahasiswa
atau semangat mahasiswa yang dimana ditengah-tengah kondisi yang belum memulih
ini semangat itu perlu ada dan ghiroh tersebut adalah ghiroh yang
berkarakter agamis dan nasionalis sesuai dengan tema ditengah kondisi pandemi. Ghiroh
agamis tentunya harus dimiliki oleh calon mahasiswa baru sebelum mengenal
kampus STAIS lebih dalam juga ghiroh nasionalis sebagai benteng keilmuan
dan penanaman nilai-nilai terkait kebangsaan dan keindonesiaan”, terang Aldayr sebagai
Presiden BEM STAI Sangatta.
Panitia PROSPEK menerangkan, meskipun
dilaksanakan secara online, antusias calon mahasiswa untuk mengikuti PROSPEK
cukup tinggi. Peserta yang mengikuti prospek berjumlah 279 yang terdiri dari
mahasiswa baru dan mahasiswa semester menengah. “Jadi untuk keseluruhan jumlah
peserta mahasiswa dari mahasiswa yang mendaftar online sama offline ada 279
peserta, yang terbagi menjadi dua, 23 semester lama dan 256 semester baru”,
terang Andri Winarto selaku Ketua Panitia.
Lebih lanjut Ia menyampaikan bahwa pelaksanaan
PROSPEK dipersiapkan sejak jauh hari agar dapat terlaksana dengan maksimal dan
meminimalisir kendala. Sebagaimana biasanya calon mahasiswa juga diperlakukan sama tanpa membeda-bedakan pangkat dan jabatan
mereka diluar kampus.
“Jadi panitia mempersiapkan ini dari
mulai tanggal 9 Agustus sampai hari ini
agar kegiatan tersebut bisa terselenggara dengan maksimal dan sukses. Kemudian kami menekankan bahwa mahasiswa/mahasiswi
yang sudah masuk diruang akademis mereka dengan sendirinya mesti melepaskan
atribut eksternal mereka. Jadi kalau mereka sudah menjadi mahasiswa tanggung
jawab keseluruhan yang ada dipundaknya itu sama dan kita memiliki kesamaan,
tidak dibedakan”, jelasnya.
Karena diselenggarakan secara online, kegiatan PROSPEK tahun ini menghadapi kendala berbeda dengan tahun sebelumnya, khususnya mengenai teknis pelaksanaan kegiatan tersebut.
“Kalau kendalanya mungkin dari medannya saja ya, medan yang kita gunakan sekarang pakai teknologi, kalo dulu medan kita langsung turun ke lapangan. Teknologi ini yang kemudian disisi lain masih ada kecanggungan sehingga cukup rumit merumuskan konsep yang maksimal”, ungkap mahasiswa semester akhir tersebut.
Diakhir kegiatan, Tutur
Amsirurrahman, salah seorang peserta memberikan pesan dan kesannya selama
mengikuti PROSPEK XIV. Ia berpesan kepada ucok/butet (julukan peserta) dan Uda/Uni
(julukan panitia) untuk tetap semangat. Ia juga merasa terkesan ketika videonya
menyanyikan Hymne STAIS tersebar meskipus dengan nada yang keliru.
”Pesan saya selama prospek ialah kepada teman-teman kepada ucok dan butet dan kepada uni dan uda tetap semangat. Kesan saya secara pribadi selama prospek ini, yakni ketika video saya tersebar dimana-mana karena menyanyikan nada hymne STAIS yang salah nada”, ujarnya selaku peserta PROSPEK XIV. Alf
0 Komentar